Yola adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Yola bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik. Yola mempunyai rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah dada Yola membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Yola memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kata Yola seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda dikampungnya.
Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur.
Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan indah, nungging seperti meminta.. Tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya.
“Yola, kamu sudah punya pacar belum?” Tiba Tuti berjongkok didepan Yola dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor. Yola terkikik dan menggeleng.
“Belum tuh”
“Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir” kata Tuti sambil memandang Yola. Yola tertawa lagi.
“Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu” Jawab Yola.
“Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya langsung ingin ngewe” kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar.
“Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah” timpal Yola.
“Kan nggak ada yang dengar ini” Jawab Tuti. Mereka terdiam lama.
“Mbak.. ” suara Yola menggantung. Tuti terus mencuci.
“Mmm?” Jawab wanita itu.
“Ngg..”
“Ngomong aja susah banget sih” Tuti mulai hilang sabar. Yola menunduk.
“Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih?” Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu.
“Yaa.. Enaak banget Yol, apalagi kalo yang ngewein kita pinter” jawab Tuti seenaknya.
“Maksud Mbak?” Yola penasaran.
“Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya tongkol yang keras!” kata Tuti sambil terkikik. Yola merah padam mendengarnya. Tapi gadis itu makin penasaran.
“Bisa macam-macam apa sih, Mbak?” tanya Yola.
Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis kecil ini harus tahu juga. Dan Yola sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti tertumbuk pada posisi Yola yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat muda.
“Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh..” jawab Tuti.
Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Yola yang bersih serta mulus.
“Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih?” Yola sekarang melotot tak percaya.
“Lho.. Banyak yang doyan ngemut memiaw Yol. Ngemut tongkol juga enak banget kok” jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Yol.
“Astaga.. Masak anunya lelaki diemut?” Yol merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang.
“Oh enak banget Yol, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm.. Ehmm.. “
“Kalo apa Mbak?” Yol makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian memiaw Yol yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi Tuti tidak yakin.
“Yaa.. Malu ahh..!” Tuti sengaja membuat Yol penasaran.
“Ayo doong Mbak” rengek Yol.
Tuti sekarang yakin bahwa memiaw gadis itu sudah basah sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat terangsang melihat pemandangan itu.
“Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan asin, lengket tapi enak banget!” bisik Tuti didekat telinga Yol. Yol terkejut.
“Apa itu pejuh?” tanyanya. Tuti merasa tidak tahan.
“Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memiaw kita basah lho” Jawab Tuti. Ia melihat bagian memiaw Yol makin gelap, wah gadis ini banjir, pikir Tuti.
“Idiihh amit-amit, jorok banget sih”
“Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan kita, apalagi kalo memiaw kita harum, tidak bau terasi”
“Idiihh Mbak saru ah!”
“Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi, soalnya kita kan minum jamu terus”
“Udah ah, lama-lama jadi saru nih” kata Yol. Tuti tertawa.
“Kamu udah banjir yaa?” goda Tuti. Yol memerah, buru-buru ia merapatkan kedua kakinya.
“Ahh.. Mbaakk!!” Tuti tersenyum melihat Yol melotot.
“Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih” Kata Tuti.
Ia lalu membuka kakinya sehingga Yol bisa melihat celana dalam putih dengan bercak gelap di tengah, Yol terbelak melihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya.
“Ihh.. Mbak jorok nih” desis Yol. Tuti terkekeh.
“Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut?” bisik Tuti. Yol berdebar.
“Ngaco ah!”
“Aku mau emutin punya kamu, Yol?” Tuti mendekat. Yol buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa.
“Kamu akan bisa pingsan merasakannya” bisik Tuti lagi.
“Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh” Yol mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju.
“Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut?”
“Masak Mbak yang ngemut?”
“Iya.. Supaya kamu tahu rasanya”
“Malu ahh..”
“Nggak apa-apaa..” Tuti mendekat dan Yol terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi.
Dan Tuti sudah meraba pahanya. Yol merinding dan roknya terangkat ke atas, Yol memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya ke memiaw Yol yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau memiaw Yol, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memiaw Yol. Dulu ia sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya.
Tubuh Yol gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi memiaw Yol yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan celana dalam Yol dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya merasakan asin yang enak sekali. memiaw Yol sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut.
Tuti mencium dan mulai melumat memiaw Yol. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang memiawnya. Yol benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding memiawnya, Yol menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya.
“Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh”
Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Yol. Lidahnya bergumul dan menembus liang memiaw Yol dengan lembut, Tuti tahu Yol masih perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Yol, lidahnya hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus bau khas memiaw Yol dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan jari-jarinya kesela-sela bokong Yol, dengan lembut dan dibelai-belainya liang anus Yol, dan Yol sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang geli, tapi Yol membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun!
“Enak Yol?” desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Yol. Yol memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan. Tuti merasakan liang memiawnya berdenyut dan ia meraba serta menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya dan merasakan cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk di selangkangan Yol, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur Yol dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Yol merasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih banyak merasakan kenikmatannya. END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar